Minggu, 01 April 2012

Hari Peduli Autis Sedunia

World Autism Awareness Day

Hari Autisme dirayakan kalangan internasional setiap 2 April yang bertepatan pada hari ini. Penyakit autisme merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan anak. Gangguan akibat penyakit autisme biasanya berpengaruh pada interaksi sosial anak, perilaku serta cara berkomunikasi sang anak. 
Faktor - faktor penyebab penyakit autisme :  
  • Faktor genetik, yaitu faktor keturunan.
  • Perkembangan otak, dalam hal ini ketidakseimbangan neurotransmitter (dopamine & serotonini) juga dapat menyebabkan penyakit autisme pada anak.
  • Usia orang tua juga dapat mempengaruhi terjadinya penyakit Autisme. Semakin tua                                  usia orang tua dalam memiliki anak, maka semakin tinggi resiko anak terkena autis.
  •   Pengaruh obat - obatan yang dikonsumsi sang ibu, pada saat mengandung. Misalnya, obat untuk mencegah rasa mual muntah, obat untuk insomnia, maupun obat untuk mengobati rasa cemas.
  • Kandungan pestisida yang tinggi pada makanan juga dapat menyebabkan penyakit autis.
Mengenal Gejala Dini Penyakit Autisme:

Gejala penyakit autisme sebenarnya sudah tampak pada anak berusia di bawah tiga tahun, bahkan sebagian orang tua dapat mendeteksi gejala tersebut, ketika anak berusia sembilan bulan. Berikut adalah beberapa gejala penyakit Autisme:
  • Anak tidak memiliki rasa tertarik pada teman nya untuk bersosialisasi.
  • Anak mengalami keterlambatan berbicara atau bahkan tidak dapat berbicara.
  • Anak tidak pernah menggunakan telunjuk untuk menunjukan sesuatu yang menarik baginya.
  • Anak tidak pernah menatap mata orang di sekitarnya.
  • Anak tidak bereaksi pada saat di panggil namanya.
  • Tidak dapat mengendalikan emosi, sehingga sering mengamuk.
  • Sesekali anak terlihat sangat hiperaktif, namun ada juga anak yang terlalu diam.
Sampai saat ini belum ditemukan penyebab yang pasti dari gangguan autisme ini.
Penanganan yang sudah tersedia di Indonesia antara lain adalah terapi perilaku, terapi wicara, terapi komunikasi, terapi okupasi, terapi sensori integrasi, pendidikan khusus, penanganan medikasi dan biomedis, diet khusus. Penanganan lain seperti integrasi auditori, oxygen hiperbarik, pemberian suplemen tertentu, sampai terapi dengan lumba-lumba juga sudah tersedia di beberapa kota besar.

Mari tingkatkan kepedulian terhadap anak penderita autis.Stop menggunakan kata "Autis" untuk bahan bercandaan. Tunjukan Kasih sayang kepada penyandang autistik, mereka juga adalah karunia yang diberikan Tuhan.


sumber: AnneAhira.com

Tidak ada komentar: